Wednesday, October 10, 2007

Al Qiyadah adalah sesat

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah berfatwa bahwa aliran Al Qiyadah adalah sesat.
Ajaran Al Qiyadah yang sesat antara lain:

  1. Pemimpinnya mengaku sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad. Ini bertentangan dengan ayat Al Qur’an yang menyatakan Nabi Muhammad sebagi Nabi terakhir: ”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Al Ahzab:40]
  2. Syahadahnya bukan La ilaaha illallahu muhammadar rasulullah.
  3. Tidak mengajarkan sholat, puasa, dan Haji. Padahal sholat, puasa, dan Haji adalah rukun Islam. Tidak mengerjakannya berarti bukan Islam.

Padahal kewajiban syahadah, sholat, puasa, dan haji dijelaskan dalam Al Qur’an dan banyak hadits seperti di bawah:
Umar bin Khattab ra. berkata :Suatu ketika kami (para sahabat) duduk di dekat Rasulullah SAW. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang laki-laki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata, “Hai Muhammad, beritakan kepadaku tentang Islam”. Rasulullah SAW menjawab, “Islam adalah engkai bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan engkau menunaikan haji ke Baitullah jika engkau telah mampu melakukannya”. Lelaki itu berkata. “Engkau benar”. Maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang iman”. Nabi menjawab. “Iman adalah engaku beriman kepada Allah, MalaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari akhir dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk”. Ia berkata. “Engkau benar”.
Dia bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Ihsan”. Nabi menjawab, “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya, kalaupun engkau tidak melihatNya sesungguhnya Dia melihatmu”.
Lelaki itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku kapan terjadinya kiamat”. Nabi menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya”. Dia pun bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya”. Nabi menjawab, “Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing yang saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam sehingga Nabi bertanya kepadaku, “Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “Ia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian”. (HR. Muslim)
------------------------------------------------------------------
Medan (ANTARA News) - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara, Prof Dr Abdullah Syah, MA meminta umat Islam mewaspadai aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah karena aliran itu sudah jelas sesat dan melanggar ketentuan dan ajaran Islam.
“Masyarakat perlu lebih hati-hati terkait paham atau aliran itu sehingga tidak sampai terpengaruh,” katanya kepada ANTARA News di Medan, Sabtu.
Ketua MUI KH Ma`ruf Amin di Jakarta, Kamis (4/10) mengeluarkan fatwa bahwa aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah ADALAH sesat dan meminta pemerintah melarang penyebaran paham baru tersebut serta menindaktegas pemimpinnya.
Pendiri aliran itu, Ahmad Moshaddeq, yang sejak 23 Juli 2006 setelah bertapa selama 40 hari 40 malam mengaku dirinya mendapat wahyu dari Allah mengaku sebagai Rasul menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, kata Ma`ruf, aliran ini juga tidak mewajibkan untuk melaksanakan salat, melaksanakan ibadah puasa, menunaikan ibadah haji.